Begitulah awal karirku sebagai sekretaris bossku. Tentunya aku mendapat kenaikan gaji dan berbagai macam fasilitas. Terutama aku mendapat kewenangan lebih juga.
Hari demi hari aku selalu menemaninya disaat pergi k luar kota. Menginap dalam satu hotel dan satu kamar. Bossku selalu saja ingin bercinta. Tak bosan2nya ia menggerayangi seluruh tubuhku. Rasanya tidak ada satupun bagian lekuk tubuhku yang terlewati dari jamahan bibir dan lidahnya. Namun selama itu juga aku masi tetap perawan.
Pada suatu malam. Setelah kami bergumul. Dipeluknya aku. Telapak tangannya memijat2 vaginaku dengan lembut.
"Dewi...saya ingin mengatakan sesuatu"
"Iya mas....ada apa?"
Saat sedang berduaan begini aku memanggil dia dengan sebutan"mas" karena permintaannya agar tak ada lagi jarak diantara kami.
"Jangan marah ya...aku ingin merasakan ini. Aku ingin sekali...."
Iya mengatakan hal itu seraya menggenggam vaginaku lebih erat . Aku tau maksudnya.
"Mas mau?"
"Iya dewiku sayang..."
Aku tatap matanya. Tatapan matanya bukan lagi sebagai atasan terhadap bawahan. Aku tau dia menyayangi ku. Walau tak pernah diucapkannya secara terang-terangan. Taku rasakan dari sikapnya selama ini. Kucium bibirnya. Kubelai pipinya.
"Mas Baskoro sayang......nikahi aku walau cuma nikah siri".
Lama ia termenung mendengar jawabanku. Dipeluknya dan disandarkannya kepalaku didadanya. Dibelainya punggungku. Hhhhmmm.....aku begitu nyaman bila diperlakukan seperti ini. Kadang aku bisa terlelap.
"Setelah kita nikah siri?"
Tanyanya lagi.
"Kita jalani hidup layaknya suami istri. Percaya padaku mas. Aku tak akan mengganggu dan mencampuri keluarga mas Baskoro".
Dipeluknya diriku lebih erat.
"Tentunya kamu harus resign dari kantor "
"Ya iya dooong...masku sayaaaang...".
Aku cubit pinggangnya dia meringis kesakitan dan aku berusaha mengelak. Terjadilah pergumulan saling cubit....dalam keadaan tubuh kami masih telanjang. Akhir dari segala itu tubuhku dicumbunya lagi. Setiap gigitan dan kecupannya menjalari bagian tubuhku.
Beberapa hari kemudian setelah segalanya dipersiapkan. Pernikahan dibawah tangan itupun berlangsung didepan orangtuaku dikampung. Suamiku membelikan banyak perabotan. Dari mulai lemari pakaian,sofa, kulkas, tempat tidur. Orangtuaku tampak senang dan kami kembali ke Jakarta. Sepanjang perjalanan kembali, suamiku tampak riang sekali. Senyum sumringahnya tak pernah lepas dari bibirnya.
Tiba di apartemen bossku yg kini sudah menjadi suamiku membopong dan merebahkan diriku diranjang.
"Aku bahagia sayang"dikecupnya keningku.
"So sweet banget siiih....aku juga suamiku sayang..." Jawabku seraya memeluknya. "Cium aku dooong...koq udah resmi malah dianggurin siihhh..."aku menggodanya.
Diciumnya bibirku...penuh kelembutan. Ada perasaan lain dalam diriku saat ini setelah aku menjadi istrinya. Jantungku berdegup kencang tak seperti biasanya. Kami saling cium dan raba seperti biasanya. Tak terasa kami sudah dalam keadaan telanjang.
Baca Juga :
Diriku terlentang dan dia duduk persis diselangkanku. Dibelainya pahaku... dikecupnya.... dipijjatnya bagian tubuhku dari pundak hingga pinggulku...kami bergumul lagi....setiap kecupan bibirnya dan lidahnya menelusuri hingga terhenti pada vaginaku yang mulai basah. Bibirnya yang telah basah menyusuri daging bibir vaginaku.
"Saaaayaaaagkuuuu..... jilat semuanyaaaaa..... kenyot2 lebih kerasaas lagiii.... sssshhh....aaahhh...."tubuhku bergelinjang dengan liar.... kutekan kepalanya.... kembali aku menjerit...."aaaaahhhh.... nnngghhkk.... oooooowwwhhh.... sekaraaaaang sayyy....aaang..... sekaraaaaang...."
Mas bas mengambil posisi diatasku. Diarahkan penis besar itu tepat dibibir vaginaku. Kugenggam dan kutuntun untuk segera masuk.
"Maaaasss.... aaakkkhh.....saaaakiiiit.... aaaaahhhh....".
Begitu besar ukuran penisnya hingga tak cukup masuk
"Sakit ya....aku cabut yaa...."
"Jangan...biarin dulu... pelan2 aja ya..."
Dicobanya lagi....perlahan mulai masuk kedalam liang vaginaku. Aku menjerit...kucengkeram punggung mas Baskoro....baru setengah masuk...mas bas mulai menggoyangkan pinggulnya keluar masuk perlahan. Rasa sakit ku terobati dengan nikmatnya gesekan penisnya. Pahaku terangkat. Kujepitkan dipinggangnya ...kutekan...dan...
"Aaakkkhhh..... maaaasss... sssshhh..... oooowwwhhh...enak... maaaasss.....pelan pelan tapinya yaa"
"Iyaa sayang....".
Diciumnya leherku sambil terus digenjot pinggulnya. Aku merasakan nikmat luar biasa....aku tak pedulikan sakit ini.... yang kutahu adalah menikmati setiap penisnya.... entah berapa kali aku menjerit..... kugigit punggung mas Baskoro.... sampai pada suatu detik aku merasakan semburan cairan hangat menerjang liang vaginaku
"Aaaaaawwww.... aaaahhhh...... maaaasss.....ennn...nnaaak....haaannggaaat....". Tubuhku mengejang. Kujepitkan otot2 vaginaku. Tubuh mas Baskoro pun terasa mengejang sejenak.
"Sayyyyaaaannnggg.... aaaaahhhh....." Leherku digigitnya. Tangannya memeluk erat tubuhku..... tubuhnya berkeringat. Untuk sejenak mas Baskoro masih diatasku. Diciumnya bibirku... diusap2kannya keringat didahiku. Iya tersenyum.
"Terimakasih ya sayang.... akhirnya kita dapatkan kenikmatan ini.... mmmmm....vagina kamu benar-benar bikin aku melayang...aku merasakan punyaku diremas...dipijit... tersedot....kamu luar biasa sayangkuuuuu...."diciumnya aku lagi....aku membalas ciumannya dengan menekan pantatnya. Kurasakan penisnya mulai mengendur.
"Aku yang berterima kasih mas. Mas dengan sabar menunggu malam ini. Aku yakin kalo mas gak sayang aku,gak mungkin mas bas mau menunggu begitu lama" kukecup kedua pipinya.
"Cabut ya..."
"Iya... pelan pelan ya".
Meskipun penisnya mulai mengecil tapi tetap saja menimbulkan efek perih. Dicabutnya perlahan seraya aku cengkeram pundaknya.
Mas Baskoro terlentang disampingku. Kubelai dadanya. Matanya menatap langit-langit kamar. Aku bersihkan sisa2 cairan di vaginaku dan penisnya. Bercak noda darah bercampur cairan mani mas bas berceceran dikain putih yang telah kusediakan sebelumnya untuk alas agar sprei tidak kotor oleh darah perawan ku .
"Aku ambilkan minum ya".
"Iya boleh. Jangan air es say. Yang biasa aja"
Aku ambilkan minum dan diteguknya sampai habis. Kemudian kurebahkan tubuhku disampingnya. Posisiku miring menghadapnya. Kakiku yang satu kuletakkan diatasnya... tepatnya pahaku persis diatas penisnya.
Akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang.
Menjelang pagi aku terbangun. Namun tak kudapati mas Baskoro didampingku. Rupanya dia di kamar mandi. Beranjak dari ranjang aku menuju kamar mandi. Iya seda menikmati curahan air shower. Aku berjalan perlahan dan kupeluk dari belakang. Ia terkejut karena aku telah berada dibelakangnya. Direngkuhnya diriku sembari diciumnya bibirku.
"Aku menginginkan dirimu setiap waktu sayaaaaaang....."
"Akupun begitu sayangkuuuuu..... miliki aku semuanya.... nikmati aku sayaaaaaang....."
Kami bercinta lagi. Kali inidibawah siraman air shower yang hangat. Disandarkan diriku pada dinding... sejurus kemudian dinikmatinya vaginaku lagi.....tak pernah merasa puas bila belum mengoral vaginaku. Akupun merasa senang sekali bagaimana ia mengoralku. Yaaa...salah satu foreplay ya aku suka. Iya pun menikmati saat aku kukum penisnya. Kali ini ia duduk diatas closet. Penis yang besar berurat...tegak menantang....aku berjongkok dihadapannya untuk segera mengulum penisnya. Tubuh mas Baskoro yang tegap...begitu indah kupandangi....dan kunikmati penisnya.
Mas Baskoro memintaku untuk segera memulainya.
Aku berada diatasnya kuarahkan penis besar itu. Masih terasa perih. Namun kutahan karena berbarengan dengan rasa nikmat itu. Gerakanku perlahan naik turun. Payudaraku dijilati.... tangannya meremas pantatku membantu naik turunnya tubuhku. Aku tak kuasa menahan rasa nikmat ini. Saat rasa itu datang, kugigit2 bibirnya... lehernya... pundaknya.... jeritanku....desah nafasku.....memeluk nya disaat itu pula kenikmatan luar biasa.
Begitulah peran yang aku jalani saat ini. Dari hanya seorang karyawan admin kini menjadi istri siri boss. Aku resign dari kerja dan diberikannya aku usaha laundry dilantai dasar apartemen sebagai pengisi waktu luangku. Aku tetap mengabdi sebagai istri mas Baskoro. Begitulah Akhir Dari Cerita Hadiah Dari Bosku Yang Cantik
0 comments:
Post a Comment