Ngobrol dengan teman sekantor pas siang2 sambil ngopi emang tiada dua rasanya. Tertawa dan canda serta saling ejek namun tak ada rasa marah. Itulah yang membuat kami semakin akrab. Hingga habis berbatang batang rokok pun tidak berasa.
Sedang asyik-asyiknya ngbrol datang beberapa SPG menawarkan merk rokok terbaru.
Seragam terusan, sebatas beberapa centi diatas lutut. Cantik2 dan putih mulus tentunya.
Ada satu yang membuatku terpesona.
"Mbak...siapa namanya..?"
Padahal aku sudah baca pada tulisan diatas dadanya. Basa basi lah.
"Rini om".
"Berapa satu sloop ini?". Sedikitpun aku tak tertarik dengan rokoknya.
"Delapan puluh ribu om. Nnti saya kasih bonus satu bungkus. Murah om mumpung lagi promosi".
"Bonusnya kamu aja ya..gimana?"
"Iiih...om bisa aja deh".
" Beneran nih..kamu aja ya...saya beli satu sloop. Bonusnya buat kamu..tapi aku minta nomer WhatsApp kamu ya...".
"Buat apa nomor WhatsApp saya om?".
"Ya nanti kalo aku pesen lagi gimana? Temen2 ku banyak nih".
"Iya deh om".
Aku membayarnya satu sloop itu dan kubagikan pada teman2ku.
"Nanti pulang jam berapa?".
"Gak tentu om. Kadang sampe malam".
"Iya deh.. lanjut lagi deh.. semoga laris ya...".
"Makasih om...". Ia melanjutkan mengunjungi kantor lain bersama teman2nya.
Malam hari setibanya aku dikostan. Aku ingat Rini.
"Malam dik Rini...".
Lama tidak ada balasan. Sekitar sepuluh menit dia membalas.
"Malam...ini siapa?".
"O iya maaf aku lupa ngenalin diriku. Aku tadi siang yang beli rokokmu satu sloop "
"Yang mana ya? Soalnya banyak sih yang beli satu sloop ".
"Waaah.. laris juga ya dagangan kamu. Ini aku yang kantor disamping restoran jepang itu. Aku tadi pake baju biru celana hitam. Panggil aja aku Heri".
"Eehh...iya..maap om aku lupa...ada apa om? Udah abis ya rokoknya? Mau pesan lagi?"
"Gampang itu sih. Kamu lgi dimana sekarang?".
"Masih dikantor om lagi bikin laporan".
"Ooowh....udah malam masih kerja aja. Boleh aku jemput gak?"
"Mmmmmm... ntar ngerepotin om Heri".
"Gak koq ..sebutin aja dimna kantormu".
Disebutkan alamatnya,kukira tidak terlalu jauh dari sekitar kantorku tadi.
Singkat cerita aku sudah didepan kantornya. Aku standby disebuah minimarket.
"Aku di minimarket depan kantor ya"
"Ya. Sebentar ya".
Tidak berapa lama dirinya tampak menyeberang jala. Sudah berganti busana, dengan setelan jeans biru dan kaos putih. Seksi sekali.
Didalam mobil.
"Mau langsung pulang apa mau refreshing dulu?" Tanyaku memancing reaksinya sambil menggenggam tangannya.
"Terserah om deh aku ikut aja"
"Stay dengan aku malam ini ya"
Dia tidak menjawab. Mau jawab iya mungkin malu .
Aku arahkan kesebuah hotel pada sebuah ruko. Sebelumnya aku mampir ke minimarket untuk membeli cemilan dan minuman ringan.
Setibanya dikamar direbahkan tubuhnya diranjang. Dilepaskan sepatunya. Aku ambilkan minuman kaleng yang dingin. Kusodorkan padanya.
"Capek yaa...".
"Banget om...nih betis udah kayak pemain bola keras banget".
"Iya...nnti om pijitin yaa..."
"Emang om bisa mijit...?"
"Ya bisa dong...mau pijit enak apa pijit nikmat...?"
"Iiiih...om nih...".
Kuperhatikan lagi saat dia minum langsung dari kaleng. Bibirnya tipis. Menggairahkan sekali untuk dicium. Kugenggam lagi tangannya. Dia masih asyik dengan minumnya.
"Kenapa om.. ngeliatin Rini terus...hati2 lho... ntar lama2 jadi suka"
"Aku sudah suka denganmu saat pertama kali ku melihatmu. Coba kamu kesini deh".
Aku yang sejak dari tadi duduk disebuah sofa kecil memanggil dirinya. Dengan sikap manja ia menghampiri. Duduk diatas pahaku...kepegang pinggulnya yang ramping.
"Ooom...aku belum bayar kostan...". Bicara begitu sambil bibirnya dimancungin.
"Iyaaa...nanti om bayarin. Malam ini nginep disini. Kita nikmati berdua".
Diciumnya bibirku... seraya dadaku dirabanya... dilepaskan satu persatu kancing bajuku...diciumnya dadaku yang sudah terbuka. Aku masih memegang pinggulnya... kuarahkan tanganku pada pantatnya... begitu lihainya bibirnya. Beberapa saat kemudian.. dilepaskan kaosnya...mmm... teteknya tidak terlalu besar...namun aku yakin dibalik bh hitam itu... sesuatu yang ingin aku nikmati. Kulepaskan pengait bhnya yang ada didepan...maka menyembul lah tetek itu ... putingnya masih kecil ..dengan lingkaran coklat disekelilingnya. Aku jilati... bibirku...melahap semua yang ada.... kutinggalkan beberapa bekas warna merah...
"Aaaahh ...ooooomm....ssshhh....aahh.....riniii..sukaaa oooomm...."
Desahannya mulai terdengar. Ia berdiri... ditanggalkannya celana serta cd-nya sekaligus...pinggul yang ramping....perut yang rata....tetek yang cukup ukurannya menurutku.... dipelorotkannya juga celanaku....aku yang masih bersandar pada sofa dinaikinya lagi.... disodorkan teteknya...aku jilati lagi. Sedangkan tanganku mengarah pada vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang lembut.
Vaginanya mulai basah. Kumasukkan jari tengah dan telunjuk serta kumainkan didalamnya. Ia semakin menjerit....hingga pundakku digigitnya.
"Aaaww....sakit dik...pelan pelan dong....".
"Abisnya...tangan om nakal sih...Rini balas yaaa...awas....rasain nih..".
Ia berjongkok diantara dua pahaku...tentu saja aku tau apa yang akan dilakukannya. Beberapa saat dimainkan kontolku... dikocoknya....diusapkan ujung jari pada helm kontolku...aku merasakan... mmmmm... tidak lama setelah itu.... kontolku sudah berada dalam rongga mulutnya.,. dijilat.... dikenyot.... digigit batangnya.....permainan lidahnya pada kontolku itu...
"Aaaahhh....riniiii....ssshhh....hhhhmmmm.... teruskaaaaannn sayaaaanng.... ooowwhh".
Bagaikan ia sedang makan es krim.... lidahnya....menyapu dari pangkal batang kontolku....terus hingga kepalanya...dan dimasukan lagi... lidahnya bermain-main didalam..... ditekannya hingga tenggorokan....aku remas rambut panjangnya..... kunikmati semua itu.
"Gimana om pembalasanku... makanya jangan nakal yaaa...."diciumnya bibirku seraya dikangkangi selangkanganku untuk mengarahkan kontolku dalam vaginanya. Ia mendesis sebentar. Perlahan mulai dengan goyangan maju mundur. Wajahku yang tepat berada depan teteknya tentu tak membiarkan benda itu aku anggurin. Menjilati tetek yang tidak begitu besar itu... sesuatu sekali....desahan panjangnya makin memburu....jeritan...lenguhan... dipeluknya diriku.... matanya terpejam seakan menahan sakit.... namun nafasnya menggambarkan kenikmatan luar biasa.
"Ooooommm... sayaaaaaang.....kontol oom...ennn..nnaaak bang..ngeet.... ooowwhh.....teruuus....jilat tetek Rini ooom....ssshhh...aaahh..."
Gerakannya yang naik turun menimbulkan suara2....plok....ploook.....kuremas pantai... sesekali kutepuk....plaaak....pllaaak....tidak sampai disitu...kumainkan jariku pada vaginanya sementara dia terus beraksi....
"Oooomm.....rinniii....mau keluuaaarr.....oooom....aaahhhh..."dirapatkan kedua pahanya... bibirnya mendesis ditelingaku...nafas yang hangat oleh kenikmatan. Keringat pada teteknya aku jilati.
"Rinnii....om jugaaaaa...."
Dilepaskan kontolku...dan dengan sigap dilahapnya batang kontolku..... creeet.... creeet.... beberapa tembakan menyembur dalam rongga mulutnya. Sebagian m mengalir diantara bibir....ada yg ditelannya... dijilatnya lagi....tak berhenti hingga kontolku benar-benar layu. Diambilnya handuk hotel dan dibersihkan kontolku dan mulutnya.
Rini kembali duduk diatas pangkuanku.
"Kontol om enak...pejunya juga...gurih2 asin... Rini suka om"
"Kamu udah bikin aku tak berdaya. Memek kamu juga... belajar dimana koq bisa jepitnya kayak gitu..."
"Iiih....rahasia dooong...om sayangkuuuuu.."
Direbahkan tubuhnya pada tubuhku...detak nafasnya mulai reda. Beberapa saat dilepaskan lalu ia naik keranjang tidur dengan posisi miring dengan kaki yang ia lebarkan. Tampak dariku sudut sempit vaginanya yang merah. Diam2 aku ambil ponselku dan kufoto beberapa gambar bagian yang indah itu untuk koleksi pribadi ku. Setelahnya kuhampiri dirinya dengan tidur dibelakangnya. Tanganku kuselipkan pada vaginanya dan dijepitnya dengan pahanya.
Kami tidur istrahat setelah tenggelam dalam kenikmatan itu.
Menjelang pagi aku terbangun merasakan kontolku mulai mengeras lagi. Pergumulan hasrat birahi penuh dengan gelora. Seluruh tubuhku diciumnya....kuluman bibir pada kontolku makin dahsyat.... goyangan pinggulnya.... berbagai macam gaya ia kuasai.... hingga pada posisi dia diatas namun membelakangi.... kontolku bagai diputar2nya.... lolongan panjang disertai dengan gigitan pada pada pundakku saat aku hujamkan kontolku untuk semburan peju dalam vaginanya....aku terkulai.... tubuhku bagai tak bertulang.
Setelah segalanya berakhir,tidak lupa aku transfer ke rekening nya.
"Om.... terimakasih ya.... jangan kapok ama Rini...maaf ya om kalo Rini gak sopan tadi..."dipeluknya diriku yang masing-masing masih telanjang.
"Maap apa sih....gak ada yang salah koq...aku suka dik Rini. Makasih ya,kamu udah memberikan kepuasan buat aku"
Kami berpelukan lagi....dan kemi mandi bersama. Kami sepakat untuk bertemu dan bercinta lagi dalam kesempatan yang akan datang. Begitulah Akhir Cerita SPG Yang Menjadi Wanita Panggilan
0 comments:
Post a Comment